BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti layaknya makhluk hidup yang lain, tumbuhan dan hewan pun memiliki
organ-organ penyusun tubuh seperti pada tumbuhan pucuk : batang, cabang,
ranting daun, bunga dan buah. Akar : akar
induk, akar leteral ( cabang akar). ( Parlan,1995 ).
Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi
menjadi jaringan dan kumpulan organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk
sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan atau hewan bersel banyak (multiseluler)
(Brotowijoyo, 1994).
Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan
korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan
tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama,
atau mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama
dan fungsi yang berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi 2 tipe
yaitu jaringan meristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik ( muda
) dan jaringan permanen ( dewasa ) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan
yaitu : akar, batang daun dan organ
reproduksi ( bunga, buah dan biji ) yang keseluruhannya merupakan tubuh
tumbuhan ( Angiospermae ) ( Pratiwi, 2000 ).
Beberapa jaringan dengan fungsi yang
sejenis akan membentuk organ, selanjutnya kesatuan yang berasal dari beberapa
organ yang melaksanakan suatu aktivitas ( peranan ) secara bersama-sama .akan
membentuk suatu sistem, sebagai contoh : jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot dengan beberapa penyusun lain akan membentuk intestinum.
Selanjutnya cavum oris, dentis, esophagus, ventriculus, intestinum,
cloaca/anus,hepar dan pancreas membentuk sistem pencernaan. (Pratiwi, 2000).
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal
beberapa jaringan pada tumbuhan Angiospermae, mengenal organ-organ tumbuhan
beserta bagian-bagiannya pada tumbuhan Angiospermae, mengenal beberapa jaringan
pada hewan, mengenal organ-organ tubuh hewan yang membentuk sistem organ dan
mempelajari letak organ terhadap organ lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang
sama, fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama
dengan struktur yang sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu
individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian
bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan berkumpul membentuk
sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya menjadi tubuh tumbuhan.
Tumbuhan memiliki jaringan dan ada pula yang tidak memiliki jaringan. Pada
tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dapat dipastikan
bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya
terdapat pada organisme tingkat tinggi (Pratiwi, 2000)
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda
(meristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa memiliki
ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar,
mengalami penebalan dan plasma sedikit. Sedangkan jaringan muda atau jaringan
meristem memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari sel-sel embrional, memiliki
dinding yang tipis, kaya akan plasma, valuola-vakuola yang kecil, memiliki
bentuk yang isodiametris dan terletak di ujung akar, batang dan tunas. Beberapa
tipe dari jaringan meristem, yaitu meristem ujung, meristem interkalar, dan
meristem lateral (Parlan, 1995)
Pada tumbuhan monokotil daur hidupnya hanya melibatkan
pertumbuhan primer saja, tetapi pada tumbuhan lain terutama sebagian besar
dikotil, batang, dan akarnya mempertebal diri melalui proses yang disebut
pertumbuhan sekunder yang dimulai oleh meristem lateral atau kambium. Kambium
muncul dari jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang serta
membentuk jaringan sekunder pada bidang yang sejajar dengan organ ini. Ada dua
kambium yang dapat berkembang pada tumbuhan yang membentuk pertumbuhan
sekunder, yaitu kambium pembuluh dan kambium felogen (kambium gabus). Kambium
pembuluh berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder, sedangkan felogen
menghasilkan lapisan pelindung (gabus). Gabus ini terbentuk di bagian luar akar
atau batang yang membesar ketika lapisan permukaan primer (epidermis) rusak
karena ketebalannya bertambah sebagai akibat aktivitas kambium pembuluh
(Anshari, 1997)
Jaringan penyusun dasar dari organ
tumbuhan tingkat tinggi antara lain:
a.
Jaringan pelindung (jaringan epidermis)
Jaringan pelindung merupakan jaringan yang menutupi
permukaan organ tubuh tumbuhan. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang
ada disebelah dalamnya, selain itu jaringan epidermis juga mengalami
differensiasi membentuk bulu akar pada akar yang berfungsi sebagai jalan masuk
larutan atau zat-zat dalam tanah menuju jaringan pengangkut pada akar. Pada
jaringan ini tidak terdapat kloropil kecuali pada daerah sekitar stomata.
b.
Jaringan dasar
Jaringan dasar tersusun atas sel-sel parenkim yang membentuk suatu
jaringan yang sederhana pada tumbuhan yang menempati tempat disebelah dalam
jaringan epidermis. Jaringan parenkin terdiri atas sel-sel hidup, letak selnya
renggang sehingga terdapat rongga antar interseluler. Rongga ini memungkinkan
untuk memperlancar pertukaran gas. Jaringan parenkim yang terdiri atas jaringan
tiang dan jaringan spon berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis
dan tempat menyimpan cadangan makanan.
c.
Jaringan penunjang (skelenkim dan kolenkim)
Jaringan penunjang terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan dinding
dari lignin dan selolusa sehingga menjadi kuat. Berfungsi menyokong atau
memperkokoh tubuh tumbuhan.
d.
Jaringan pengangkut (Floem dan Xilem)
Jaringan pengangkut ini terdiri atas sel-sel
berstruktur deret memanjang membentuk buluh atau saluran yang berfungsi sebagai
alat pengangkut. Jaringan pengangkut Xilem berfungsi mengangkut air dan zat-zat
hara dari akar menuju daun dan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh tubuh (Pratiwi, 2000)
Penentuan topografi atau letak alat-alat terhadap yang
lain menggunakan istilah seperti anterior, posterior, dorsal, ventral sinester,
dexter, lateral, medial, proxsimal, distal, dan lain-lain. Pada tofografi
vertebrata akan dilihat organ-organ dalam rongga dada (situs viscerum thoracis)
antara lain cor, pulmo, bronchus, bifurcatio trachea dan trachea. Dan organ
yang terdapat pada rongga perut (situs viscerum abdominis) antara lain hepar,
pancreas, ventriculus, intertinum tenue, coecum, intestenum crasum, ren, lien,
vesica fellea, dan testis/ovarium. Antara rongga dada dan rongga perut dibatasi
oleh sekat yang disebut diafragma (Pratiwi, 2000)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 08.00 WITA,hari rabu, tanggal 4
Nopember 2009. Bertempat di Laboratorium biologi dasar 1, Lab. Dasar FMIPA
UNLAM. Banjarbaru.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1.
Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan
1.
Alat
Alat yang digunakan adalah Mikroskop dan Loupe.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah preparat jadi (awetan)
3.2.2.
Organ dan Sistem Organ Tumbuhan
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan adalah cutter/silet, loupe, mikroskop, kaca
benda, kaca penutup, dan mikroskop binokuler.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah tanaman jagung ( Zea mays ), tanaman
kembang Sepatu (Hibiscus sp) dan tanaman kembang Merak (Caesalpinia
pulcherima).
3.2.3.
Organ dan Sistem Organ Tubuh Hewan
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan adalah papan seksi / bak paraffin, alat bedah
(setsectio),buku gambar serta alat tulis.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah mencit (Mus
musculus), dan patung Ayam.
3.3.
Proseder
Kerja
3.3.1. Jaringan Tumbuhan dan Hewan
a. Preparat yang telah disediakan diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian perbesaran kuat.
b. Beberapa
sel / jaringan digambar dan dilengkapi dengan keterangannya.
3.3.2. Organ dan Sistem Organ Tumbuhan
a. Nama spesies dan suku dari spesimen yang
digunakan ditulis.
b. Organ-organ
(akar, batang, daun, bunga, dan buah) diamatu dengan memperhatikan bagian
masing-masing
1.
Akar
a)
Disebutkan sistem perakarannya (akar tunggang atau
serabut).
b)
Digambarkan secara skematis dan dilengkapi dengan
keterangan bagian-bagiannya, seperti akar primer (radix primarius), leher akar
(collum radici), batang akar (corpus radisi), cabang-cabang akar (radix
lateralis), ujung akar ( apex radici), serabut akar (fibrica radiculi),
rambut-rambut akar (pilus radici), dan tudung akar ( calyptra).
2.
Batang
Digambarkan
secara skematis dan dilengkapi dengan keterangan bagian-bagiannya seperti
buku-buku batang (nodus), ruas batang (internodus), daun (folium) dengan duduk
daunnya, dan daun penumpu (stipula).
3.
Daun
a)
Diamati daun tumbuhan sampel lengkap atau tidak. Daun
yang lengkap mempunyai upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian
daun (lamina).
b)
Menggambarkan secara skematis sehelai daunnya dan
memberi keterangan mengenai pangkal daun (basis), ujung daun (apex), tepi daun
(margo), pertulangan daun (nervatio), dan ibu tulang daun.
4.
Bunga
a)
Dituliskan jenis bunga apakah sampel tumbuhan tersebut
(tunggal atau majemuk).
b)
Digambarkan dan disebutkan bagian-bagian ibu tangkai
bunga (pedunculus, rachis), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga
(receptaculum), daun pelindung ( bractea), daun tangkai (bracteola), seludang
buang (spatha), daun kelopak dan kelopak bunga (sepala dan calyx), daun mahkota
dan mahkota bunga (petala dan corolla), benang sari (stamen) dengan tangkai
sari (filamentum) dan kepala sari (anthera), putik (pistilum) dengan bakal buah
(ovarium), daun bunga (carpellum), ruang bakal biji (locolus) dan bakal biji
(ovulum), tangkai putik (stylus), dan kepala putik (stigma).
3.3.3. Organ dan Sistem Organ Hewan
a. Dituliskan klasifikasi hewan yang digunakan.
b. Digambarkan
morfologi (inspectio) dan diberi keterangan bagian-bagian badannya.
c. Dilakukan
pembelahan (sectio) dengan cara :
d. Strenum
dipotong secara melingkar mulai dari dextor kemudian sinester, sehingga tampak
organ-organ di dalam rongga dada dan rongga perutnya, yaitu :
1)
Situs Viscerum Abdominis
a)
Hepar: berwarna merah coklat dan memiliki beberapa
lobi.
b)
Vesikula fellea ( kantong empedu): terletak pada lobus
dexter hepatis.
c)
Venticulus : berupa kantung besar berwarna agak putih.
d)
Lien : berwarna cokelat dan menempel pada bagian
dorsal.
e)
Pancreas: berwarana coklat pucat, lebih besar daripada
lien, bentuk iregular, dan meluas di bagian dorsal ventriculus.
f)
Intelistium tenue: halus berwarna kemerahan.
g)
Intelistium crassum: berwarna hijau tua
h)
Coecum: berwarna hijau tua dan jelas terlihat bagian
incisura, haustra, dan taenia.
i)
Vesica urania: tampak sebagai gelembung putih
kekuningan berisi urin.
j)
Ren: bentuknya seperti kacang dengan melanjutkan ureter
sebagai saluran menuju vesica urania.
2)
Situs Viscerum Thoracis
a)
Cor: terletak ditengah berbentuk seperti jantung
pisang.
b)
Pulmo: berwarna merah dengan sejumlah lobus di kanan
kirinya.
e.
Dari organ-organ yang didapatkan, organ-organ
dikelompokkan yang termasuk systema digestorium, systema cardiovasculare, dan
systema respiratatorium.
f.
Organ-organ di dalam rongga dada dan rongga
perut digambarkan pada buku gambar.
g.
Systema urogenitalie dan systema digestoria digambar
lengkap dengan keterangannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil
sebagai berikut :
4.2. Pembahasan
Jaringan merupakan sejumlah sel yang struktur dan fungsi yang sama. Organ
adalah kumpulan beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu. Sedangkan
sistem organ merupakan kumpulan berbagai organ yang bekerja sama melakukan
suatu fungsi tertentu.
Tumbuhan tingkat tinggi umumnya memiliki organ akar, batang, dan daun.
Dimana akar berfungsi untuk melekat dan mengambil larutan tanah, batang
berfungsi untuk menegakkan tubuh tumbuhan, sedangkan daun berfungsi untuk
berfotosintetis.
Hasil pengamatan yang
dilakukan diperoleh bahwa tanaman jagung sebagai tanaman monokotil yang
memiliki ciri-ciri umum yaitu mempunyai akar serabut dan biasanya berdaun
sejajar. Jagung mempunyai ciri tumbuh pada habitat yang lembab seperti didaerah
persawahan dan perkebunan. Selain itu jagung tumbuh hanya pada saat gelap dan
memiliki bunga ganda yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina ini
terletak pada ketiak batang dan bunga jantannya tumbuh di ujung batang dengan
bentuk seperti tanaman padi. Bunga betina tanaman jagung ini berbentuk telur
dengan putik yang panjang dan bercabang dua. Buah yang masak berwarna putih
atau orange.
Tanaman kembang
sepatu merupakan tanaman dikotil dengan akar tunggang. Kembang sepatu memiliki
ciri-ciri merupakan tumbuhan perdu, daun bertangkai dengan bentuk bulat telur
dengan ujung yang meruncing, kebanyakan tidak berlekuk, tepi daun bergerigi dan
kasar selain itu pangkalnya runcing, bertulang daun menjari. Daun kembang
sepatu merupakan daun yang tidak lengkap karena pada daun kembang sepatu tidak
memiliki pelepah daun. Bunga kembang sepatu tergolong bunga yang lengkap atau
sempurna. Kesempurnaan dari kembang sepatu dilihat dari kelengkapan alat
reproduksinya seperti benang sari dan putik, mahkota bunga, kelopak bunga dan
tangkai bunganya. Bunga berdiri sendiri di ketiak dengan kelopak berbentuk daun
dan tangkai yang beruas-ruas. Selain itu pada putik pada kembang sepatu
terletak di atas benang sari dan stamen terdiri atas kepala sari dan tangkai
sari, pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk
yang menghasilkan sel kelamin jantan.
Kembang merak (Caesalpinia
pulcherima) memiliki struktur yang hampir sama dengan bunga sepatu (Hibiscus
sp) yang membedakannya adalah keadaan dan ukuran filamen dan antena.
Kembang merak berupa pohon atau perdu, memiliki daun yang majemuk, menyirip, bunganya
memiliki mahkota yang berbentuk seperti kupu-kupu dan kelima daun mahkota
bebas. Benang sari berjumlah 10 buah , buahnya polong yang jika masak menjadi
kering kemudian pecah dengan biji berupa endosperma tipis atau lembaga yang
besar.
Akar tumbuhan
dikotil dan monokotil memiliki susunan anatomi yang terdiri dari epidermis,
korteks endodermis dan stele. Akar pada tumbuhan dikotil berupa akar tunggang
sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut. Pada tumbuhan dikotil
antara xilem dan floem terdapat kambium yang berlekuk-lekuk seperti bintang
sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium. Kambium merupakan
jaringan yang berfungsi mengadakan pertumbuhan ke arah luar membentuk floem dan
ke arah dalam membentuk xilem.
Organ dan sistem
organ pada hewan dapat dicontohkan dengan hewan mencit dan ayam. Mencit secara
morfologi merupakan hewan pengerat yang termasuk ke dalam kelas familia yang
menggunakan gigi seri untuk mengerat. Mencit memiliki kaki yang berjumlah dua
pasang satu pasang terletak di depan yang berfungsi sebagai tangan dan kaki
sepasang di belakang berfungsi sebagai kaki. Tangan atau kaki depan lebih
pendek dari pada kaki belakang. Mencit secara anatomi memiliki organ-organ yang
membentuk suatu sistem yang melakukan fungsi tertentu. Antara rongga perut dan
rongga dada pada mencit dibatasi oleh selaput tipis yang disebut diafragma.
Jantung atau core dibagi oleh dua septum antriorum, dan septum ventriculorum
yang masing-masing bagian terdiri atas satu antrium atau bilik dan satu
serambi. Jantung terletak di dalam suatu kandungan yang dindingnya terbentuk
oleh perikardium atau selaput pembungkus jantung.
Mencit memiliki
laring atau trakea. Laring terdapat aditus laring (pintu laring menuju laring)
yang tertutup oleh katup atau sekat sedangkan trakea berupa pipa dan bercabang
menjadi dua broncni principales yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas
antara hawa yang berada di dalam alveoli atau pada darah yang berada di dalam
pembuluh kapiler. Ren atau ginjal pada mencit berjumlah sepasang dan menempel
pada dinding dorsal rongga perut di daerah pinggang. Ren berhubungan dengan
ureter yang bermuara di dalam vesika urinaria (kantung kemih). Sistem
pencernaan pada mencit terdiri dari varing yang kemudian menuju ke cavum oris,
usus halus (intestinum tenue), kolon, rektum pangkreas serta hati. Hati sebagai
kelenjar penghasilkan empedu yang tersimpan di dalam vesica fellea. Kolon di
mulai dari ceceum dimana pada ujungnya bermuara appendix vermiforris. Semua
organ-organ ini membentuk suatu sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu.
Ayam dari kelas
aves juga memiliki organ-organ yang bekerja sama dalam menjalankan fungsi
tertentu. Dari hasil pengamatan ayam memiliki organ yang hampir sama dengan
organ terdapat pada mencit seperti paru-paru, tembolok, hati, usus, ampela,
anus ovarium sebagai alat reproduksi betina dan mulut. Proses pencernaan
makanan pada ayam dilakukan oleh organ-organ yang menyusun fungsi sebagai
sistem pencernaan. Makanan yang masuk melalui mulut ke kerongkongan terlebih
dahulu singgah di suatu tempat yang berfungsi sebagai penyimpanan makanan
sementara yang disebut tembolok. Makanan yang di simpan di tembolok dapat suatu
waktu dikeluarkan untuk dicerna kembali di mulut yang selanjutnya ke rongga
perut dan sari-sari makanan di serap di usus kecil. Jantung atau Core pada ayam
terdiri dari empat ruangan yaitu dua atrium dan dua ventrikel. Hepar atau hati
berwarna merah dengan dua lobi yaitu lobi dexter dan lobus sinister, sedangkan
ren pada ayam mempunyai bentuk yang khas yaitu terdiri dari sepasang di kanan
dan kiri yang terdiri dari tiga lobi. Dari ren ini akan keluar saluran sekresi
yang disebut ureter. Ureter berupa saluran atau tubulus yang sempit dan
bermuara langsung ke dalam uredaerum. Ayam dan mencit keduanya tergolong hewan
vertebrata yang berdarah panas.
Fungsi larutan
klorofom pada saat pembedahan mencit adalah untuk membius mencit. Sehingga
mencit tidak memberontak, melawan, lari dan sebagainya. Sehingga proses
pembedahan berjalan lancar.
Fungsi dari otot
polos adalah memberi gerakan diluar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang
saluran pencernaan, serta mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil.
Fungsi dari otot
jantung adalah mengatur kerja jantung. Kontraksinya menyebabkan jantung
menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
Fungsi dari
epitel kubus selapis adalah sebagai lapisan pelindung, sebagai tempat absorpsi,
serta penghasil mucus atau lendir.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jaringan merupakan kumpulan
sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
2. Jaringan pada hewan berupa
jaringan epitel, jaringan saraf, jaringan konektif dan jaringan otot.
3. Jaringan pada tumbuhan terdiri
dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri
dari jaringan epidermis, parenkim, sklerenkim, kolenkim, dan jaringan pengangkut.
4. Organ pada hewan seperti mata,
hidung, jantung, kulit, ginjal, hati, usus, lambung, laring, faring, anus, dan
lain sebagainya.
5. Organ pada tumbuhan seperti
akar, batang, daun, buah, dan bunga.
6. Sistem organ pada hewan seperti
sistem pencernaan, reproduksi, pernapasan, peredaran darah, ekskresi, endokrin
dan saraf.
5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dan
dasar-dasar teori praktikum. Dalam pengamatan yang akan dilakukan pada
praktikum hendaknya lebih sabar dan teliti sehingga kita dapat menghasilkan
pengamatan yang baik dan sempurna sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, S. 1997. Pengantar
Biologi Reproduksi Tanaman. Bineka Cipta. Jakarta.
Brotowijoyo. 1994. Zoologi Dasar.
Erlangga. Jakarta.
Pratiwi, A. D. 2000. Penuntun
Biologi. Erlangga. Jakarta
Parlan , V. F.1995. Panduan Belajar
Biologi. Yudistira. Jakarta.