Jumat, 09 September 2011

Laporan Praktikum Biologi - Percobaan 4


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Seperti layaknya makhluk hidup yang lain, tumbuhan dan hewan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti pada tumbuhan pucuk : batang, cabang, ranting daun, bunga dan buah. Akar : akar  induk, akar leteral ( cabang akar). ( Parlan,1995 ).
Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan atau hewan bersel banyak (multiseluler) (Brotowijoyo, 1994).
Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, atau mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama dan fungsi yang berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan meristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik ( muda ) dan jaringan permanen ( dewasa ) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu : akar, batang  daun dan organ reproduksi ( bunga, buah dan biji ) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan ( Angiospermae ) ( Pratiwi, 2000 ).
Beberapa jaringan dengan fungsi yang sejenis akan membentuk organ, selanjutnya kesatuan yang berasal dari beberapa organ yang melaksanakan suatu aktivitas ( peranan ) secara bersama-sama .akan membentuk suatu sistem, sebagai contoh : jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dengan beberapa penyusun lain akan membentuk intestinum. Selanjutnya cavum oris, dentis, esophagus, ventriculus, intestinum, cloaca/anus,hepar dan pancreas membentuk sistem pencernaan. (Pratiwi, 2000).

1.2.      Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal beberapa jaringan pada tumbuhan Angiospermae, mengenal organ-organ tumbuhan beserta bagian-bagiannya pada tumbuhan Angiospermae, mengenal beberapa jaringan pada hewan, mengenal organ-organ tubuh hewan yang membentuk sistem organ dan mempelajari letak organ terhadap organ lain.
   
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang sama, fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan struktur yang sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan berkumpul membentuk sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya menjadi tubuh tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada pula yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya terdapat pada organisme tingkat tinggi (Pratiwi, 2000)
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit. Sedangkan jaringan muda atau jaringan meristem memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis, kaya akan plasma, valuola-vakuola yang kecil, memiliki bentuk yang isodiametris dan terletak di ujung akar, batang dan tunas. Beberapa tipe dari jaringan meristem, yaitu meristem ujung, meristem interkalar, dan meristem lateral (Parlan, 1995)
Pada tumbuhan monokotil daur hidupnya hanya melibatkan pertumbuhan primer saja, tetapi pada tumbuhan lain terutama sebagian besar dikotil, batang, dan akarnya mempertebal diri melalui proses yang disebut pertumbuhan sekunder yang dimulai oleh meristem lateral atau kambium. Kambium muncul dari jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang serta membentuk jaringan sekunder pada bidang yang sejajar dengan organ ini. Ada dua kambium yang dapat berkembang pada tumbuhan yang membentuk pertumbuhan sekunder, yaitu kambium pembuluh dan kambium felogen (kambium gabus). Kambium pembuluh berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder, sedangkan felogen menghasilkan lapisan pelindung (gabus). Gabus ini terbentuk di bagian luar akar atau batang yang membesar ketika lapisan permukaan primer (epidermis) rusak karena ketebalannya bertambah sebagai akibat aktivitas kambium pembuluh (Anshari,  1997)
Jaringan penyusun dasar dari organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain:
a.         Jaringan pelindung (jaringan epidermis)
Jaringan pelindung merupakan jaringan yang menutupi permukaan organ tubuh tumbuhan. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang ada disebelah dalamnya, selain itu jaringan epidermis juga mengalami differensiasi membentuk bulu akar pada akar yang berfungsi sebagai jalan masuk larutan atau zat-zat dalam tanah menuju jaringan pengangkut pada akar. Pada jaringan ini tidak terdapat kloropil kecuali pada daerah sekitar stomata.
b.         Jaringan dasar
Jaringan dasar tersusun atas sel-sel parenkim yang membentuk suatu jaringan yang sederhana pada tumbuhan yang menempati tempat disebelah dalam jaringan epidermis. Jaringan parenkin terdiri atas sel-sel hidup, letak selnya renggang sehingga terdapat rongga antar interseluler. Rongga ini memungkinkan untuk memperlancar pertukaran gas. Jaringan parenkim yang terdiri atas jaringan tiang dan jaringan spon berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis dan tempat menyimpan cadangan makanan.
c.         Jaringan penunjang (skelenkim dan kolenkim)
Jaringan penunjang terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan dinding dari lignin dan selolusa sehingga menjadi kuat. Berfungsi menyokong atau memperkokoh tubuh tumbuhan.
d.         Jaringan pengangkut (Floem dan Xilem)
Jaringan pengangkut ini terdiri atas sel-sel berstruktur deret memanjang membentuk buluh atau saluran yang berfungsi sebagai alat pengangkut. Jaringan pengangkut Xilem berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara dari akar menuju daun dan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh  (Pratiwi,  2000)
Penentuan topografi atau letak alat-alat terhadap yang lain menggunakan istilah seperti anterior, posterior, dorsal, ventral sinester, dexter, lateral, medial, proxsimal, distal, dan lain-lain. Pada tofografi vertebrata akan dilihat organ-organ dalam rongga dada (situs viscerum thoracis) antara lain cor, pulmo, bronchus, bifurcatio trachea dan trachea. Dan organ yang terdapat pada rongga perut (situs viscerum abdominis) antara lain hepar, pancreas, ventriculus, intertinum tenue, coecum, intestenum crasum, ren, lien, vesica fellea, dan testis/ovarium. Antara rongga dada dan rongga perut dibatasi oleh sekat yang disebut diafragma (Pratiwi, 2000)
   
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.       Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 08.00 WITA,hari rabu, tanggal 4 Nopember 2009. Bertempat di Laboratorium biologi dasar 1, Lab. Dasar FMIPA UNLAM. Banjarbaru.

3.2.       Alat dan Bahan
3.2.1.      Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan
1.    Alat
Alat yang digunakan adalah Mikroskop dan Loupe.
2.    Bahan
Bahan yang digunakan adalah preparat jadi (awetan)
3.2.2.      Organ dan Sistem Organ Tumbuhan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan adalah cutter/silet, loupe, mikroskop, kaca benda, kaca penutup, dan mikroskop binokuler.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan adalah tanaman jagung ( Zea mays ), tanaman kembang Sepatu (Hibiscus sp) dan tanaman kembang Merak (Caesalpinia pulcherima).
3.2.3.      Organ dan Sistem Organ Tubuh Hewan
1.    Alat
Alat-alat yang digunakan adalah papan seksi / bak paraffin, alat bedah (setsectio),buku gambar serta alat tulis.
2.    Bahan
Bahan yang digunakan adalah mencit (Mus musculus), dan patung Ayam.
3.3.       Proseder Kerja
3.3.1.      Jaringan Tumbuhan dan Hewan
a.    Preparat yang telah disediakan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian perbesaran kuat.
b.    Beberapa sel / jaringan digambar dan dilengkapi dengan keterangannya.
3.3.2.      Organ dan Sistem Organ Tumbuhan
a.    Nama spesies dan suku dari spesimen yang digunakan ditulis.
b.    Organ-organ (akar, batang, daun, bunga, dan buah) diamatu dengan memperhatikan bagian masing-masing
1.     Akar
a)    Disebutkan sistem perakarannya (akar tunggang atau serabut).
b)   Digambarkan secara skematis dan dilengkapi dengan keterangan bagian-bagiannya, seperti akar primer (radix primarius), leher akar (collum radici), batang akar (corpus radisi), cabang-cabang akar (radix lateralis), ujung akar ( apex radici), serabut akar (fibrica radiculi), rambut-rambut akar (pilus radici), dan tudung akar ( calyptra).
2.     Batang
Digambarkan secara skematis dan dilengkapi dengan keterangan bagian-bagiannya seperti buku-buku batang (nodus), ruas batang (internodus), daun (folium) dengan duduk daunnya, dan daun penumpu (stipula).
3.     Daun
a)    Diamati daun tumbuhan sampel lengkap atau tidak. Daun yang lengkap mempunyai upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
b)   Menggambarkan secara skematis sehelai daunnya dan memberi keterangan mengenai pangkal daun (basis), ujung daun (apex), tepi daun (margo), pertulangan daun (nervatio), dan ibu tulang daun.
4.     Bunga
a)    Dituliskan jenis bunga apakah sampel tumbuhan tersebut (tunggal atau majemuk).
b)   Digambarkan dan disebutkan bagian-bagian ibu tangkai bunga (pedunculus, rachis), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), daun pelindung ( bractea), daun tangkai (bracteola), seludang buang (spatha), daun kelopak dan kelopak bunga (sepala dan calyx), daun mahkota dan mahkota bunga (petala dan corolla), benang sari (stamen) dengan tangkai sari (filamentum) dan kepala sari (anthera), putik (pistilum) dengan bakal buah (ovarium), daun bunga (carpellum), ruang bakal biji (locolus) dan bakal biji (ovulum), tangkai putik (stylus), dan kepala putik (stigma).
3.3.3.      Organ dan Sistem Organ Hewan
a.    Dituliskan klasifikasi hewan yang digunakan.
b.    Digambarkan morfologi (inspectio) dan diberi keterangan bagian-bagian badannya.
c.    Dilakukan pembelahan (sectio) dengan cara :
d.    Strenum dipotong secara melingkar mulai dari dextor kemudian sinester, sehingga tampak organ-organ di dalam rongga dada dan rongga perutnya, yaitu :
1)   Situs Viscerum Abdominis
a)        Hepar: berwarna merah coklat dan memiliki beberapa lobi.
b)        Vesikula fellea ( kantong empedu): terletak pada lobus dexter    hepatis.
c)        Venticulus : berupa kantung besar berwarna agak putih.
d)        Lien : berwarna cokelat dan menempel pada bagian dorsal.
e)    Pancreas: berwarana coklat pucat, lebih besar daripada lien, bentuk iregular, dan meluas di bagian dorsal ventriculus.
f)          Intelistium tenue: halus berwarna kemerahan.
g)        Intelistium crassum: berwarna hijau tua
h)    Coecum: berwarna hijau tua dan jelas terlihat bagian incisura, haustra, dan taenia.
i)      Vesica urania: tampak sebagai gelembung putih kekuningan berisi urin.
j)     Ren: bentuknya seperti kacang dengan melanjutkan ureter sebagai saluran menuju vesica urania.
2)   Situs Viscerum Thoracis
a)        Cor: terletak ditengah berbentuk seperti jantung pisang.
b)        Pulmo: berwarna merah dengan sejumlah lobus di kanan kirinya.
e.    Dari organ-organ yang didapatkan, organ-organ dikelompokkan yang termasuk systema digestorium, systema cardiovasculare, dan systema respiratatorium.
f.     Organ-organ di dalam rongga dada dan rongga perut digambarkan pada buku gambar.
g.    Systema urogenitalie dan systema digestoria digambar lengkap dengan keterangannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :







4.2.       Pembahasan
Jaringan merupakan sejumlah sel yang struktur dan fungsi yang sama. Organ adalah kumpulan beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu. Sedangkan sistem organ merupakan kumpulan berbagai organ yang bekerja sama melakukan suatu fungsi tertentu.
Tumbuhan tingkat tinggi umumnya memiliki organ akar, batang, dan daun. Dimana akar berfungsi untuk melekat dan mengambil larutan tanah, batang berfungsi untuk menegakkan tubuh tumbuhan, sedangkan daun berfungsi untuk berfotosintetis.
     Hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa tanaman jagung sebagai tanaman monokotil yang memiliki ciri-ciri umum yaitu mempunyai akar serabut dan biasanya berdaun sejajar. Jagung mempunyai ciri tumbuh pada habitat yang lembab seperti didaerah persawahan dan perkebunan. Selain itu jagung tumbuh hanya pada saat gelap dan memiliki bunga ganda yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina ini terletak pada ketiak batang dan bunga jantannya tumbuh di ujung batang dengan bentuk seperti tanaman padi. Bunga betina tanaman jagung ini berbentuk telur dengan putik yang panjang dan bercabang dua. Buah yang masak berwarna putih atau orange.
Tanaman kembang sepatu merupakan tanaman dikotil dengan akar tunggang. Kembang sepatu memiliki ciri-ciri merupakan tumbuhan perdu, daun bertangkai dengan bentuk bulat telur dengan ujung yang meruncing, kebanyakan tidak berlekuk, tepi daun bergerigi dan kasar selain itu pangkalnya runcing, bertulang daun menjari. Daun kembang sepatu merupakan daun yang tidak lengkap karena pada daun kembang sepatu tidak memiliki pelepah daun. Bunga kembang sepatu tergolong bunga yang lengkap atau sempurna. Kesempurnaan dari kembang sepatu dilihat dari kelengkapan alat reproduksinya seperti benang sari dan putik, mahkota bunga, kelopak bunga dan tangkai bunganya. Bunga berdiri sendiri di ketiak dengan kelopak berbentuk daun dan tangkai yang beruas-ruas. Selain itu pada putik pada kembang sepatu terletak di atas benang sari dan stamen terdiri atas kepala sari dan tangkai sari, pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk yang menghasilkan sel kelamin jantan.
Kembang merak (Caesalpinia pulcherima) memiliki struktur yang hampir sama dengan bunga sepatu (Hibiscus sp) yang membedakannya adalah keadaan dan ukuran filamen dan antena. Kembang merak berupa pohon atau perdu, memiliki daun yang majemuk, menyirip, bunganya memiliki mahkota yang berbentuk seperti kupu-kupu dan kelima daun mahkota bebas. Benang sari berjumlah 10 buah , buahnya polong yang jika masak menjadi kering kemudian pecah dengan biji berupa endosperma tipis atau lembaga yang besar.
Akar tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki susunan anatomi yang terdiri dari epidermis, korteks endodermis dan stele. Akar pada tumbuhan dikotil berupa akar tunggang sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut. Pada tumbuhan dikotil antara xilem dan floem terdapat kambium yang berlekuk-lekuk seperti bintang sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium. Kambium merupakan jaringan yang berfungsi mengadakan pertumbuhan ke arah luar membentuk floem dan ke arah dalam membentuk xilem.
Organ dan sistem organ pada hewan dapat dicontohkan dengan hewan mencit dan ayam. Mencit secara morfologi merupakan hewan pengerat yang termasuk ke dalam kelas familia yang menggunakan gigi seri untuk mengerat. Mencit memiliki kaki yang berjumlah dua pasang satu pasang terletak di depan yang berfungsi sebagai tangan dan kaki sepasang di belakang berfungsi sebagai kaki. Tangan atau kaki depan lebih pendek dari pada kaki belakang. Mencit secara anatomi memiliki organ-organ yang membentuk suatu sistem yang melakukan fungsi tertentu. Antara rongga perut dan rongga dada pada mencit dibatasi oleh selaput tipis yang disebut diafragma. Jantung atau core dibagi oleh dua septum antriorum, dan septum ventriculorum yang masing-masing bagian terdiri atas satu antrium atau bilik dan satu serambi. Jantung terletak di dalam suatu kandungan yang dindingnya terbentuk oleh perikardium atau selaput pembungkus jantung.
Mencit memiliki laring atau trakea. Laring terdapat aditus laring (pintu laring menuju laring) yang tertutup oleh katup atau sekat sedangkan trakea berupa pipa dan bercabang menjadi dua broncni principales yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara hawa yang berada di dalam alveoli atau pada darah yang berada di dalam pembuluh kapiler. Ren atau ginjal pada mencit berjumlah sepasang dan menempel pada dinding dorsal rongga perut di daerah pinggang. Ren berhubungan dengan ureter yang bermuara di dalam vesika urinaria (kantung kemih). Sistem pencernaan pada mencit terdiri dari varing yang kemudian menuju ke cavum oris, usus halus (intestinum tenue), kolon, rektum pangkreas serta hati. Hati sebagai kelenjar penghasilkan empedu yang tersimpan di dalam vesica fellea. Kolon di mulai dari ceceum dimana pada ujungnya bermuara appendix vermiforris. Semua organ-organ ini membentuk suatu sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu.
Ayam dari kelas aves juga memiliki organ-organ yang bekerja sama dalam menjalankan fungsi tertentu. Dari hasil pengamatan ayam memiliki organ yang hampir sama dengan organ terdapat pada mencit seperti paru-paru, tembolok, hati, usus, ampela, anus ovarium sebagai alat reproduksi betina dan mulut. Proses pencernaan makanan pada ayam dilakukan oleh organ-organ yang menyusun fungsi sebagai sistem pencernaan. Makanan yang masuk melalui mulut ke kerongkongan terlebih dahulu singgah di suatu tempat yang berfungsi sebagai penyimpanan makanan sementara yang disebut tembolok. Makanan yang di simpan di tembolok dapat suatu waktu dikeluarkan untuk dicerna kembali di mulut yang selanjutnya ke rongga perut dan sari-sari makanan di serap di usus kecil. Jantung atau Core pada ayam terdiri dari empat ruangan yaitu dua atrium dan dua ventrikel. Hepar atau hati berwarna merah dengan dua lobi yaitu lobi dexter dan lobus sinister, sedangkan ren pada ayam mempunyai bentuk yang khas yaitu terdiri dari sepasang di kanan dan kiri yang terdiri dari tiga lobi. Dari ren ini akan keluar saluran sekresi yang disebut ureter. Ureter berupa saluran atau tubulus yang sempit dan bermuara langsung ke dalam uredaerum. Ayam dan mencit keduanya tergolong hewan vertebrata yang berdarah panas.
Fungsi larutan klorofom pada saat pembedahan mencit adalah untuk membius mencit. Sehingga mencit tidak memberontak, melawan, lari dan sebagainya. Sehingga proses pembedahan berjalan lancar.
Fungsi dari otot polos adalah memberi gerakan diluar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan, serta mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil.
Fungsi dari otot jantung adalah mengatur kerja jantung. Kontraksinya menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
 
Fungsi dari epitel kubus selapis adalah sebagai lapisan pelindung, sebagai tempat absorpsi, serta penghasil mucus atau lendir.
BAB V
PENUTUP

5.1.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.   Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
2.   Jaringan pada hewan berupa jaringan epitel, jaringan saraf, jaringan konektif dan jaringan otot.
3.   Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, parenkim, sklerenkim, kolenkim, dan jaringan pengangkut.
4.   Organ pada hewan seperti mata, hidung, jantung, kulit, ginjal, hati, usus, lambung, laring, faring, anus, dan lain sebagainya.
5.   Organ pada tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, dan bunga.
6.   Sistem organ pada hewan seperti sistem pencernaan, reproduksi, pernapasan, peredaran darah, ekskresi, endokrin dan saraf.

5.2.       Saran
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dan dasar-dasar teori praktikum. Dalam pengamatan yang akan dilakukan pada praktikum hendaknya lebih sabar dan teliti sehingga kita dapat menghasilkan pengamatan yang baik dan sempurna sesuai dengan apa yang kita kehendaki.

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, S. 1997. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Bineka Cipta. Jakarta.
Brotowijoyo. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Pratiwi, A. D. 2000. Penuntun Biologi. Erlangga. Jakarta
Parlan , V. F.1995. Panduan Belajar Biologi. Yudistira. Jakarta.