BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pancaindra manusia memiliki kemampuan
daya pisah yang terbatas. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, mengharuskan manusia untuk membuat
alat yang dapat membantu dalam mengamati benda /organisme yang tidak dapat
dilihat dengan mata biasa. Salah satu
alat bantu yang sering digunakan dalam
pengamatan dalam bidang biologi adalah
mikroskop (latin, mikro = kecil, dan scopium = penglihatan ) (Taryono,1996).
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani,
yaitu micro yang berarti kecil dan Scopium yang berarti melihat. Saat ini tidak
ada dokumen yang menuntun kita pada siapa yang sebenarnya penemu mikroskop ini.
Kemungkinan mikroskop dikembangkan dari teleskop yang dimiliki oleh Galileo
pada pertengahan abad ke-17 (Yatim, 1994).
Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat objek yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Sejarah mikroskop tidak lepas dari sejarah bangsa Yunani dan Romawi yang telah
menggunakan perbesaran gambar yang
dibentuk oleh lensa. Antonio van Leuwenhoke mula-mula menggunakan mikroskop
sederhana pada bidang mikrobiologi yang hanya menggunakan lensa tunggal.
Mikroskop mulai digunakan sejak abad ke-17 (Muslim, 1994).
Mikroskop pada prinsipnya adalah suatu
alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa obyektif
dan lensa okuler. Lensa obyektif terletak dekat dengan objek, sedangkan lensa
okuler pada bagian atas tabung dekat dengan mata pengamat. Benda yang diamati
mengalami perbesaran sebanyak yang kita inginkan sesuai dengan skala yang ada
pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup (Yatim, 1994).
1.2.
Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk
mengenali bagian-bagian mikroskop, memahami fungsi dan terampil menggunakannya.
Serta mengamati susunan jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop berasal dari kata mikro yang
berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop yang paling sederhana adalah
kaca pembesar, sedangkan yang biasa digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop
monokuler. Objek yang diamati kecil sehingga tembus pandang (Amir, 1981).
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh
Antonius Van Leuweenhook (1675). Antonius Van Leuweenhook adalah orang yang
pertama kali melihat bakteri dengan menggunakn suatu alat optik yang terdiri
dari lensa-lensa bikonveks. Dari hasil penemuan itu, sehingga membuka peluang
untuk melakukan penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan
jasad renik penyebabnya penyakit (Dwidjoseputro, 1994). Meskipun beberapa
pendapat mengatakan bahwa penemuan bakteri sebenarnya telah ditemukan oleh
beberapa penemu sebelumnya, tetapi penemuan terbesar dan diakui adalah penemuan
yang dilakukan oleh Antonio Van Leuweenhook. (Gabriel, 1996)
Mikroskop merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil dan tipis dengan
bantuan cahaya. Mikroskop terdiri dari bagian–bagian, dimana masing–masing bagian tersebut mempunyai
fungsi–fungsi tersendiri yaitu lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan
preparat yang dihasilkan oleh lensa obyek, makrometer berfungsi mengatur jarak
fokus dari lensa obyektif kepreparat secara kasar, mikrometer berfungsi
mengatur jarak fokus dari lensa obyektif kepreparat secara halus, tabung lensa
berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembesaran bayangan antara lensa
okuler dengan lensa obyektif, lengan mikroskop berfungsi untuk mengangkat atau
memindahkan mikroskop, revolver berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan lensa
obyektif, lensa obyektif berfungsi untuk memperbesar semu preparat yang
diamati, panggung berfungsi meletakkan kaca sediaan untuk mengatur cahaya yang
masuk pada lensa, penjepit berfungsi untuk menahan kaca sediaan (tempat
preparat agar tidak bergeser), kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya
agar tepat pada benda yang diamati, diafragma berfungsi untuk mengatur
intensitas cahaya yang datang dari bawah, cermin berfungsi menangkap sinar
utama, sekrup lensa kondensor berfungsi mengatur jarak dari diafragma ke lensa
obyektif untuk mendapatkan gambar yang baik, kaki / dasar berfungsi untuk
tempat berdirinya mikroskop. (Gabriel, 1996)
Mikroskop pada prinsipnya adalah suatu
alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa obyektif
(dekat dengan benda) dan lensa okuler (dekat dengan mata). Benda yang diamati
mengalami pembesaran sebanyak dua kali yaitu pada lensa obyektif dan lensa
okuler, dimana lensa okuler berfungsi sebagai luv. Bayangan akhir yang diamati
bersifat maya, terbalik, diperbesar. Bayangan tersebut merupakan aberasi steris
dan kromatis yang disebabkan perbedaan refraksi dari cahaya dan spektrum sinar
tampak (Soekarno, 1998).
Ada dua bagian
utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
§ Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa
objektif, dan lensa okuler.
§ Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan
lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca
objek, dan sumber cahaya.
Hingga saat ini
sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak
digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang
kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih
dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elekron ini menggunakan
elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x (0.05 angstrom
atau satu million satuan inci) (Albert, 1994).
Tujuan mikroskop
cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop
lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik
fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t)
lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang
mata normal(sn). Rumus:
baik
lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung Secara
sederhana dan garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara
yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula
mula. baik pada mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. Yang menentukan
sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara semu,
terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.
Petunjuk: Jika seseorang menggunakan mikroskop cahaya dia meletakkan huruf A
dibawah mikroskop maka yang dia lihat pada mikroskop tampilan bayangan tersebut
adalah huruf tersebut hanya terbalik dan diperbesar(Washitoaji, 2000).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul
08.00 WITA,hari rabu, tanggal 21 Oktober 2009. Bertempat di Laboratorium
biologi dasar 1, Lab. Dasar FMIPA UNLAM. Banjarbaru.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah mikroskop cahaya monokuler dan binokuler, kaca benda, kaca penutup,
pinset, pipet tetes, kuas, air, preparat, dll.
3.3.
Prosedur Kerja
3.3.1. Mencari bidang penglihatan.
Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar
kasar), Hingga lensa obyektif tidak membentur meja/panggung bila revolver diputar-putar. Lensa obyektif
ditempatkan pada pembesaran lemah ( atau ) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya
satu poros dengan lensa okuler). Diafragma dibuka sebesar-besarnya dengan
menarik tangkainya ke belakang. Letak cermin diatur sedemikian rupa ke arah
cahaya, hingga terlihat lingkaran
(lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler. Mikroskop siap
digunakan.
3.3.2. Mencari bayangan sediaan.
Tabung mikroskop dinaikkan menggunakan makrometer,
hingga jarak antara lensa obyektif dengan permukaan meja. Sediaan yang akan diamati diletakkan di tengah-tengah
lubang meja benda, penjepit digunakan agar sediaan tidak tergeser. Makrometer diputar
ke belakang sampai penuh dengan hati-hati, sambil menempatkan noda sediaan
tepat di bawah lensa obyektif, hingga jarak antara ujung lensa obyektif dengan
permukaan atas kaca penutup hanya. Mata dibidikkan ke lensa okuler sambil memutar makrometer
ke depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas. Untuk
mendapatkan pembesaran kuat, revolver diputar dan lensa obyektif yang sesuai.
Kemudian mainkan fungsi mikrometer secara perlahan dan hati-hati. (ingat bila
menggunakan lensa obyektif , maka di atast sediaan perlu ditetesi minyak imersi dahulu).
3.3.3. Memelihara mikroskop
Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam
posisi tegak, dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan
yang lain menyangga pada dasar atau
kakinya. Apabila tabung perlu diangkat dicondongkan posisinya, maka cukup
dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai
harus ditegakkan kembali. Usahakan agar
lensa obyektif lemah ( atau ) berada satu poros di
bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung
lensa obyektif lemah berjarak dari atas meja benda. Kedudukan penjepit sediaan diatur
dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel. Apabila
pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, sisa minyak
dibersihkan dengan menggunakan cairan Xilol sesegara mungkin dan keringkan
dengan kain lap yang bersih. Selanjutnya
setiap akan menggunakan mikroskop, lensa atau bagian lainnya dibersihkan dengan
kain lap bersih dari bahan yang halus (
flannel ).
3.3.4. Pengukuran Mikroskopis/Mikrometri
Untuk mengetahui
ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop untuk dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu yang disebut Mikrometer
Obyektif dan Mikrometer Okuler.
3.3.5. Menggambar Hasil.
Hasil pengamatan
dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk gambar, yang dilakukan dengan
alat fotografi atau dengan tangan (manual). Gambar yang baik harus dapat
menyampaikan ide yang jelas dari suatu struktur yang nyata sebagaimana tampak
hubungan antara bagian-bagian yang diamati. Adapun ciri-ciri gambar yang baik
adalah ; jelas, mempunyai keterangan yang lengkap, rapi, dan cermat. Gambar
diatur sedemikian rupa, dibagian tengah halaman buku, disertai judul,
keterangan pembesaran, biasanya satu halaman hanya untuk 1-2 gambar saja, letak
keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis petunjuk diusahakan
sama dan tidak saling berpotongan.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah
4.2.
Pembahasan
Bagian-bagian dari
mikroskop dan fungsinya :
1)
Bagian
mekanis, bagian ini bersifat sekunder namun sangat penting agar mikroskop dapat
digunakan dengan baik dan terdiri atas :
a.
Kaki/dasar
atau basis; dapat berbentuk tapal kuda, persegi atau bentuk yang lain.
b.
Pilar, lengan
atau engsel penggerak; di atas kaki terdapat pilar, di atas terdapat lengan.
Bagian pilar dan lengan dihubungkan dengan engsel penggerak yang berfungsi
untuk mengatur kedudukan mikroskop sesuai dengan yang dikehendaki.
c.
Meja benda
merupakan tempat untuk meletakkan obyek yang diamati. Pada bagian tengah meja
terdapat lubang yang berfungsi untuk meloloskan cahaya yang berasal dari cermin
pantul. Di bawah meja/panggung terdapat sub panggung yang padanya melekat
kondensor yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yang diamati. Di
bawah kondensor terdapat diafragma untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
diperlukan.
d.
Sekrup
penggerak sediaan/obyek ; jumlahnya dua, tersusun pada satu sumbu yang berfungsi
untuk menggerakkan sediaan ke muka dan ke belakang (sekrup atas), menggerakkan
sediaan ke kiri dank ke kanan (sekrup
bawah).
e.
Sekrup
pengatur jarak anatra teropong dengan sediaan ; jumlahnya dua buah atau menjadi
satu, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengatur atau penggerak
kasar/makrometer dan sebagai penggerak halus atau micrometer.
2)
Bagian optic,
bagian ini terdiri cermin, lensa kondensor , diafragma, lensa obyektif dan
lensa okuler. Alat-alat tersebut merupakan
bagian yang utama atau primer dari sebuah mikroskop.
a.
Cermin ;
berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek yang diamati.
Pada setiap mikroskop selalau dilengkapi cermin
dengan permukaan ganda, yaitu permukaan datar dan cekung. Permukaan
datar digunakan apabila sumber cahaya cukup terang, sedangkan permukaan datar
digunakan apabila intensitas sumber cahaya kurang.
b.
Lensa
kondensor ; mikroskop yang baik biasanya dilengkapi dengan lensa kondensor yang
merupakan kombinasi dari dua lensa yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke
obyek yang sedang diamati. Apabila kondisi ruangan kekurangan cahaya, maka
dengan menggunakan cermin cekung dan mengatur kondensor akan diperoleh
pencahayaan yang lebih baik.
c.
Diafragma ;
merupakan bagian yang dapat diputar/digeser tangkainya ke salah satu arah, berfungsi untuk mengatur
intensitas cahaya yang diperlukan saat sedang mengamati objek.
d. Lensa obyektif ; letaknya dekat
dengan sediaan, biasanya terdapat 2, 3 atau lebih lensa yang dipasang sekaligus
pada revolver yang dapat diputar. Pada umumnya dijumpai mikroskop dengan tiga
lensa objektif yaitu : , , atau . Jika diperhatikan pada batang lensa objektif tertera angka
atau tulisan yang perlu dipahami,
e. Lensa okuler ; terletak apabila
pada bagian atas tabung berdekatan dengan mata apabila seseorang mengamati
objek dengan mikroskop.
Adapun alat bantu
yang diperlukan dalam penggunaan mikroskop ini adalah sebagai berikut :
1.
Kaca objek :
Untuk meletakkan objek yang akan diamati.
2.
Kaca penutup
: Untuk menutup objek pada kaca objek.
3.
Bahan pewarna
: Untuk memperjelas dan memudahkan dalam pengamatan.
4.
Minyak imersi
: Untuk memperjelas bayangan objek.
Bayangan akhir yang
dibentuk oleh mikroskop adalah bersifat maya, terbalik, diperbesar.
Cara
mencari bayangan sediaan adalah meletakkan sediaadn di tengah-tengah lubang
meja benda, kemudiaan sediaan dijepit agar tidak bergeser,setelah itu turunkan
lensa obyektif hingga jarak antara ujung lensa obyektif dengan permukaan atas
kaca penutup hanya. Setelah itu bidikkan mata pada lensa okuler.
Cara
memelihara dan menggunakan mikroskop diantaranya sebagai berikut. Mikroskop
harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan satu tangan
memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada
dasar atau kakinya. Apabila tabung perlu
diangkat dicondongkan posisinya, maka cukup dilakukan dengan memutar engsel
penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan kembali.
Usahakan agar lensa obyektif lemah ( atau ) berada satu poros di
bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung
lensa obyektif lemah berjarak dari atas meja benda. Kedudukan penjepit sediaan diatur
dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, sisa minyak
dibersihkan dengan menggunakan cairan Xilol sesegara mungkin dan keringkan
dengan kain lap yang bersih. Selanjutnya
setiap akan menggunakan mikroskop, lensa atau bagian lainnya dibersihkan dengan
kain lap bersih dari bahan yang halus (
flannel ).
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
- Mikroskop adalah
alat yang berfungsi untuk melihat benda mikroskopis transparan/tembus
pandang/benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa.
- Mikroskop
terdiri dari bagian–bagian mikroskop yang mempunyai fungsi masing–masing
dan saling menunjang.
- Bagian optik
pada mikroskop merupakan bagian utama atau primer dari sebuah
mikroskop.
- Mikroskop
monokuler lensa objektifnya ,dan , dengan perbesarannya , dan .
- Mikroskop
Olympus lensa objektifnya , , , dan dengan perbesaran , , dan .
- Ada dua bagian
utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu :
- Bagian optik,
yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
- Bagian
non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya
7. Berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
5.2.
Saran
Sebaiknya praktikan sudah mengetahui
tentang materi yang akan dipraktekkan sehingga tidak mengalami kesulitan ketika
praktikum. Serta pastikan alat-alat yang digunakan untuk praktikum tidak
mengalami masalah atau rusak, sehingga dapat digunakan sesuai prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Bruce,
dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi
Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Amir, A. 1981. Biologi Umum. Gramedia. Jakarta.
Gabriel, F.J.
1995. Fisika Kedokteran. Departemen
Pendidikan Universitas
Udayana Bali.
Muslim, M. 1994. Penggunan dan Pemelian Mikrskophara.
Banjarbaru.
Soekarno. 1998. Biologi Umum. Balai Pustaka. Jakarta.
Taryono. 1996. Terampil
dan Menerapkan Konsep Biologi. Tiga
serangkai. Solo.
Taryono. 1996. Terampil
dan Menerapkan Konsep Biologi. Tiga
serangkai. Solo.
Yatim, Wildan.
1994. Kamus Biologi. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Washitoaji,
Wihatmoko. 2000. Melihat
Dunia Mikro dengan Mikroskop
Elektron. http://zkarnain.tripot.com.
Diakses tanggal 25
oktober 2009.
L2080a.jpg http://www.microscopesmall.com
Diakses pada 21 Oktober 2009