PERCOBAAN VI
PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM
SULFIT
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
Tujuan
percobaan praktikum ini adalah untuk dapat memahami cara sintesis sederhana
dari suatu senyawa kimia dan metode pemisahan dan pemurnian senyawa hasil
sintesis secara rekristalisasi.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada umumnya di alam terdapat banyak campuran, maka kita perlu mempelajari
cara-cara pemisahannya untuk mendapatkan zat yang dihasilkan tertentu yang
murni. Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan cara filtrasi, distilasi, kristalisasi, ekstrasi, absorbsi, dan
kromatografi (Brady, 1999).
Untuk memperoleh zat murni kita harus
memisahkan dari campurannya, contohnya untuk mendapatkan air suling (aquades)
kita harus menyulingnya dari air sumur atau sungai. Untuk memperoleh minyak
goreng kita harus memisahannya dari buah kelapa atau biji jagung (Syukri,
1999).
Campuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama
pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih akan direaksikan
dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan (Syukri, 1999).
Cara atau teknik pemisahan campuran
bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya.
Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air dapat dipisahkan
dengan saringan (Syukri, 1999).
Hasil sintesis suatu senyawa dapat
diharapkan mempunyai kemurnian semaksimal mungkin. Dengan malakukan serangkaian
percobaan yang akurat kemurniaan ini dapat dicapai. Pemisahan suatu zat
dimaksudkan untuk memurnikan zat tersebut. Dikenal dua golongan pemisahan, yaitu :
a. Pemisahan zat padat dari zat cair.
b. Pemisahan zat padat dari zat padat.
Apabila zat padat larut dalam air,
maka dapt dilakukan pemisahan dengan cara :
a. Penguapan sampai kering
Dimana campuran yang yang mengandung partikel zat
padat dipanaskan sehingga cairan pada campuran tersebut menguap seluruhnya,
sehingga partikel-partikel zat yang tadinya larut dapat dipisahkan.
b. Distilasi
Dasar pemisahan dengan cara distilasi adalah
perbedaan titik didih dua atau lebih zat yang bercampur. Jika campuran
dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
terlebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan
mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap.
c. Kristalisasi
Digunakan untuk memisahkan padatan atau cairan dengan
memakai pelarut sedikit mungkin untuk mencegah supaya kristal yang timbul tidak
terlarut. Apabila larutan zat yang dikristalkan berwarna, sedangkan zat yang
diinginkan tidak berwarna, maka warna tersebut dapat dihilangkan dengan cara
menambahkan karbon aktif secukupnya. Teknik pemisahan ini didasarkan atas
pebedaan titik beku komponen. Perbedaan ini harus cukup besar dan sebaiknya
komponen yang dipisahkan berwujud padat dan lainnya cair pada suhu kamar.
Pemisahan zat padat dari zat padat
dapat dilakukan dengan cara:
a. Melarutkan dan menyaring
Mula-mula zat yang akan dipisahkan dilarutkan dengan
suatu pelarut, sehingga salah satu zat larut dalam pelarut dan yang lain tidak
larut dalam pelarut. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk zat-zat yang tidak
dapat larut dalam pelarut.
b. Kristalisasi bertingkat
Menggunakan prinsip perbedaan kelarutan zat yang akan
dimurnikan dengan kelarutan zat pengotornya. Rekristalisasi dapat dilakukan
dengan cara melarutkan cuplikan ke dalam pelarut yang sesuai.
c. Sublimasi
Digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa organik
yang berbentuk padatan. Prinsip dari metode sublimasi ini adalah adanya
kemampuan berbeda dari zat yang bercampur untuk dapat menyublim.
Pemurnian zat dapat dilakukan
dengan cara rekristalisasi, distilasi, ekstraksi pelarut,
dan penukaran ion (dengan menggunakan resin penukar ion) (Syukri, 1999).
Dasar pemisahan
dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan, maka komponen yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Bila campuran mengandung lebih dari dua, maka
penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu,
dimulai dari titik didih yang paling rendah.
Tetapi, pemisahan campuran ini sulit dan hasil yang didapat sedikit
tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan (Syukri, 1999).
Lain halnya dengan
cara destilasi, teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan
titik beku komponennya. Perbedaan itu
harus cukup besar dan komponen yang dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya
berwujud cair pada suhu kamar (Syukri, 1999).
Pemisahan campuran
dengan cara ekstraksi didasarkan atas perbedaan kelarutan komponen dalam
pelarut yang berbeda. Kromatografi
adalah teknik pemisahan dalam berbagai wujud, baik padat, cair atau gas. Cara
ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar
kromatografi adalah perbedaan daya serap satu zat dengan zat lain. Jika komponen campuran dialirkan dengan suatu
pelarut melalui padatan tertentu, maka komponen campuran tersebut akan bergerak
dengan kecepatan berbeda. Hal ini
dikarenakan daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama (Syukri, 1999).
Jika suatu larutan
mengandung sejumlah besar ion, satu kelompok ion dapat dipisahkan dengan yang
lainnya dengan mengendapkan suatu campuran garam-garam yang serupa dan sedikit
dapat larut. Setelah campuran endapan ini diperoleh, seringkali perlu untuk
melarutkan satu atau lebih untuk menetapkan ion-ion mana yang ada (Keenan,
1992).
Endapan dapat
dipisahkan dari larutan dengan menyaring.
Campuran yang mengandung endapan secara hati-hati dituang ke corong
dengan kertas saring. Gelas kimia
dibawahnya akan menampung filtrat yang melalui kertas saring. Sisa-sisa endapan terakhir dibilas dengan air
suling lalu dituang untuk disaring (Brady, 1999).
III.
ALAT DAN BAHAN
- Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, gelas beker ukuran
50 dan 400 mL, pengaduk gelas, corong, hot plate.
- Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah Kristal natrium sulfit (Na2SO3), kristal kalium
klorida (KCl), akuades, kertas saring.
IV.
PROSEDUR KERJA
1) Sebanyak
2,52 gram Na2SO3 dan 2,98 gram KCl ditimbang dengan
menggunakan gelas arloji dan neraca analitik.
2) Kedua
macam kristal tersebut dipindahkan ke dalam gelas beker 50 mL.
3) Ditambahkan
50 mL akuades, diaduk hingga seluruh reaktan larut sempurna.
4) Larutan
dipanaskan di atas hot plate sampai volumenya tinggal setengah dari volume
larutan mula-mula, kemudian larutan didinginkan.
5) Dimasukkan
gelas beker berisi larutan tersebut ke
dalam gelas beker yang berisi air es ketika larutan mencapai suhu kamar.
6) Larutan
didinginkan dalam penangas es hingga diperoleh endapan.
7) Endapan
dipisahkan dari larutan dan disaring, digunakan dengan corong dan kertas
saring.
8) Filtrat
yang diperoleh dipanaskan hingga volume tinggal separuh dan didinginkan dalam
air es hingga diperoleh endapan kristal.
9) Kristal
yang diperoleh dari langkah (7) dan langkah (8) digabungkan.
10) Kristal
yang diperoleh dalam 15 mL akuades dilarutkan kemudian diuapkan.
11) Didinginkan
larutan dalam air es hingga diperoleh endapan kristal.
12) Ditimbang
kertas saring kosong.
13) Dipisahkan
endapan dari pelarutnya dengan menggunakan corong dan kertas saring yang telah
ditimbang sebelumnya, dikeringkan dalam oven.
14) Setelah
kering, ditimbang berat kristal yang diperoleh.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
dan Perhitungan
1.
Hasil
No.
|
Langkah
Percobaan
|
Hasil
Percobaan
|
1.
|
Sebanyak 2,52 gram Na2SO3 dan
2,98 gram KCl ditimbang, memasukkan ke gelas beker ditambahkan 50 ml aquades.
|
|
2.
|
Dipanaskan campuran larutan diatas hingga
1/2nya, dinginkan dalam penangas es dan terdapat endapan kemudian disaring.
|
|
3.
|
Diuapkan larutan dan mendinginkan dalam penangas
es, kemudian saring endapan
|
Endapan berwarna putih
|
4.
|
Ditimbang kertas saring kosong
|
Berat kertas saring kosong 0,56 gram
|
5.
|
Penyaringan dilakukan
|
|
6.
|
Dimasukkan kertas saring ke dalam oven
|
|
7.
|
Setelah dioven, kertas saring + endapan
ditimbang
|
Berat kertas saring + endapan adalah 2,04 gram
Berat endapan adalah 1,48 gram
|
2.
Perhitungan
Diketahui : Massa
Na2SO3 = 2,52 gr
Mr
Na2SO3 =
126 gr/mol
Massa
KCl = 2,98
gr
Mr
KCl =
74,5 gr/mol
Mr
K2SO3 =
158 gr/mol
Massa
K2SO3 =
1,48 gr
Ditanyakan : %
Rendemen = ... ?
Penyelesaian:
Reaksi
yang terjadi:
Mula-mula 0,02
0,04
Sisa - - 0,02 0,02
B.
Pembahasan
Dalam percobaan ini kita mencoba untuk melakukan
sintesis sederhana suatu senyawa kimia dalam hal ini kalium sulfit, yang
disintesis melalui reaksi antara kristal natrium sulfit dan kalium
klorida. Beberapa teknik pemisahan yang
dapat dilakukan yaitu penyaringan, penguapan, destilasi, ekstraksi,
kristalisasi, dan kromatografi. Kemudian dalam percobaan ini dipilih perlakuan
pemisahan dan pemurnian melalu metode kristalisasi.
Pada percobaan pembuatan K2SO3,
digunakan dengan cara rekristalisasi bertingkat yang berarti menggunakan
prinsip perbedaan kelarutan zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat
pengotornya. Rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan ke
dalam pelarut yang sesuai. Percobaan kali ini merekristalisasi natrium sulfit (Na2SO3
) dan kalium klorida ( KCl ) menggunakan akuades sebagai pelarutnya
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Reaksi
di atas merupakan reaksi antara garam-garam yang juga menghasilkan garam. Untuk
semua fase, baik pereaksi maupun produk adalah larutan. Hal ini dikarenakan garam pereaksi dan produk
terlarut dalam air.
2-
3
|
Untuk
pembuatan endapan K2SO3, larutan dipanaskan. Tujuannya
adalah untuk mempercepat rekasi dan H2O yang menguap akan membuat
larutan menjadi lebih pekat atau memiliki konsentrasi yang lebih besar dari
konsentrasi sebelumnya.Endapan yang diperoleh pada pemurnian tersebut adalah
endapan K2SO3 yang berupa kristal padat dengan larutan
NaCl.
Endapan
K2SO3 terjadi setelah larutan Na2SO3
dan KCl dipanaskan atau diuapkan dengan menggunakan hot plate sehingga larutan tinggal separuh. Kemudian
larutan tersebut didinginkan dalam penangas es sehingga larutan dingin dan
terbentuk endapan, lalu disaring dengan menggunakan kertas saring tetapi
terlebih dahulu kertas saringnya ditimbang.
Setelah endapan yang terbentuk tersaring, kertas saring yang terdapat
endapannya dimasukkan ke dalam oven untuk memperoleh K2SO3
murni.hal ini dilakukan agar yang endapan yang didapat berupa Kristal.
Dalam
hal pemisahan zat atau pembuatan zat dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah kristalisasi, yaitu pemisahan suatu campuran zat padat
dari zat cair. Kemudian untuk memurnikannya
dapat dilakukan dengan cara rekristalisasi. Tujuan dari rekristalisasi adalah
untuk memisahkan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya agar diperoleh
larutan yang lebih murni.
Larutan dipanaskan
atau diuapkan kemudian didinginkan dimaksudkan untuk mendapatkan endapan. Jika tidak terbentuk endapan berarti larutan
tersebut belum jenuh. Oleh karena itu,
sisa filtrat harus dipanaskan dan didinginkan kembali. Tujuan pemanasan dan pendinginan berulang-ulang
pada percobaan ini adalah untuk
memperoleh kristal atau endapan yang lebih banyak.
Dari
percobaan didapatkan berat endapan hasil
rekristalisasi yang sudah dikeringkan dalam oven adalah sebesar 1,48 gram. Berat endapan
diperoleh dari berat kertas saring+endapan dikurangi dengan berat kertas saring
kosong. Secara teoritis, endapan yang
dihasilkan adalah 3,16 gram. Hal ini menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan antara berat endapan secara teoritis dengan berat endapan yang
dihasilkan.
Untuk
mengetahui hasil rendemennya dapat dilakukan dengan menghitung berat endapan
yang diperoleh dibagi dengan berat endapan secara teoritis dikali dengan 100%,
dan didapat hasil rendemennya adalah 46,84 %. Hal ini menunjukkan bahwa endapan
tersebut tidak murni dalam endapan tersebut masih ada pengotor maupun
pelarutnya.
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil percobaan ini adalah :
- Pembuatan K2SO3 dapat
dilakukan dengan cara kristalisasi dengan melarutkan Na2SO3
dan KCl, kemudian menguapkannya dan mendinginkannya sampai terbentuk
kristal atau endapan.
- Pemurnian K2SO3
dilakukan dengan cara rekristalisasi endapan hasil kristalisasi sebelumnya
dengan pelarut air, yang hasil endapannya disaring kemudian dikeringkan dalam
oven.
- Beret teoritis endapan melalui
perhitungan adalah 3,16 gram sedangkan berta endapan yang diperoleh adalah
1,48 gram.
- Rendemen yang dihasilkan pada percobaan ini
adalah 48,84 %. Dari persen
rendemen tersebut dapat kita ketahui bahwa endapan tersebut tidak murni,
dalam endapan tersebut masih ada pengotornya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E.1999.
Kimia Universitas Asas Dan Struktur.
Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Keenan, C. W. 1992. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB, Bandung.