Jumat, 09 September 2011

Laporan Praktikum Biologi - Percobaan 7


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia.  Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot, dan alel (Abbas, 1997).
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara seksual, individu beru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan mempunyai pasangan yang disebut alel (Eurtis, 1989).
   Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen, genotif, fenotif, resesif, domonan, alela, homozigot dan heterozigot (Abbas, 1997).
   Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam suatu kehidupan. Suatu sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, sedangkan pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah (Solomon, 1993).
   Golongan darah pada manusia dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa golongan, yaitu golongan darah A, B, O, golongan darah MN dan rhesus. Penggolongan darah itu berdasarkan atas ada tidaknya antigen antibodi tertentu di dalam darahnya (Kimball, 1999).
Antigen dan antibodi yang dikandung oleh darah seseorang dengan penggolongan darah tertentu adalah :

Golongan
Antigen
Zat Anti
A
B
AB
O
_
_
_
maupun
B
A
A+B
         _
Tabel 1. Kandungan antigen dan antibodi dalam darah
Golongan darah AB dapat menerima donor dari semua golongan darah, karena itu golongan darah AB disebut resipien universal. Sedangkan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada semua golongan darah, karena itu golongan darah O disebut donor universal (Kimball, 1999).
1.2.      Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui golongan darah seseorang yang diturunkan dari tetuanya.

  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan (Prawirohartono, 1995).
   Sel telur dan sel sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat keturunan sifat tersebut kepada keturunannya. Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya dikenal dengan istilah hereditas (Prawirohartono, 1995).
   Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit, dan kelainan tubuh pada manusia yang dapat dipecahkan dengan bantuan genetika. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam bidang genetika yaitu sebagai berikut : gen, resesif, genotif, fenotif, dominan, alels, homozigot, heterozigot (Prawirohartono, 1995).
   Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901, Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengalami penggumpalan (Prawirohartono, 1995).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
   Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
   Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon, 1993).
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk :
1.                       Proses transfusi darah
2.                       Membantu penyelidikan tindak kriminal
   Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
  
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.       Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 08.00 WITA,hari rabu, tanggal 25 November 2009. Bertempat di Laboratorium biologi dasar 1, Lab. Dasar FMIPA UNLAM. Banjarbaru.
3.2.       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah objek glass, jarum franke atau blood lanset, tusuk gigi yang bersih dan kering, kaca pembesar atau mikroskop.
Bahan yang digunakan adalah darah manusia, serum anti A dan anti B, serta kapas dan alkohol 70%.
3.3.       Proseder Kerja
1)        Disiapkan objek glass dan diberi tanda untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan.
2)        Dibersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk dengan kapas beralkohol 70%. Kemudian ditusuk dengan blood lanset dan diteteskan pada masing-masing bagian objek glass.
3)        Ditambahkan 2 tetes serum pada masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lain dengan anti B. Kemudian dicampurkan / diratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4)        Diamati dan ditentukan golongan darahnya.
  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.       Hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :

No
Gol. Darah
Anti A
Anti B
Keterangan
 1.
A






Anti A : Menggumpal
Anti B : Tidak menggumpal
2.
B







Anti A : Tidak menggumpal
Anti B :  Menggumpal
3.
AB







Anti A : Menggumpal
Anti B :  Menggumpal
4.
O







Anti A : Tidak  menggumpal
Anti B : Tidak menggumpal
4.2.       Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah pada manusia  berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
a)        Korpuskula darah terdiri dari:
v  Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
       Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
v  Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
       Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
v  Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
       Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
b)        Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
v  Albumin
v  Bahan pembeku darah
v  Immunoglobin (antibodi)
v  Hormon
v  Berbagai jenis protein
v  Berbagai jenis garam
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat dibahas mengenai cara mengetahui golongan darah yaitu dengan menetesi serum anti A dan serum anti B.  Hasil yang ditunjukkan berbeda-beda untuk setiap golongan darah yaitu pada golongan darah A setelah diberi serum anti A terjadi penggumpalan, tetapi ketika diberi serum anti B tidak menggumpal.  Hal ini  dikarenakan pada golongan darah A hanya memiliki zat anti B, sehingga apabila ditetesi dengan zat anti A akan terjadi penggumpalan dan apabila ditetesi dengan anti B darah tidak akan menggumpal, penggumpalan yang terjadi menunjukkan  identitas dari golongan darah tersebut yaitu golongan darah A, sebab terjadi pertemuan zat anti yang berbeda dari darah yang diperiksa dengan zat anti yang diberikan sewaktu percobaan
Pada golongan darah B setelah ditetesi zat anti A tidak terjadi penggumpalan, karena golongan darah B mempunyai antigen b dan zat anti A, sehingga ketika golongan darah B ditetesi dengan zat anti B darah justru menggumpal.
Pada golongan darah O ketika ditetesi dengan zat anti A tidak terjadi penggumpalan darah.  Hal yang sama terjadi pula ketika ditetesi dengan zat anti B.  Hal ini dikarenakan golongan darah O hanya mempunyai antigen (a maupun b), dan tidak mempunyai zat anti atau tidak mempunyai aglutinogen.  Sehingga apabila ditetesi dengan zat anti A maupun zat anti B tidak akan terjadi penggumpalan darah.  Golongan darah O dapat mendonorkan darahnya ke semua golongan darah karena tidak mempunyai zat anti, sehingga disebut donor universal.
Pada golongan darah AB yang ditetesi dengan zat anti A, darah tersebut menggumpal, begitu pula ketika darah tersebut ditetesi  dengan zat anti B.  Hal ini disebabkan oleh karena golongan darah AB tidak mempunyai antigen dan mempunyai zat anti A dan B, sehingga apabila diberi zat anti A maupum zat anti B, golongan darah AB akan tetap menggumpal. Golongan darah AB dapat menerima semua golongan darah karena tidak mempunyai antigen, sehingga disebut resipien universal.

BAB V
PENUTUP
5.1.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat diketahui dengan cara meneteskan zat anti A dan zat anti B  pada darah yang ingin diketahui.
  1. Golongan darah A mempunyai antigen a dan zat anti B.
  2. Golongan darah B mempunyai antigen b dan zat anti A.
  3. Golongan darah AB tidak memiliki antigen, tetapi memiliki zat anti A dan zat anti B.
  4. Golongan darah O memiliki kedua antigen (a dan b), tetapi tidak mempunyai zat anti, sehingga dapat mendonorkan darah kesemua golongan darah.
5.2.       Saran
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dan dasar-dasar teori praktikum. Dalam pengamatan yang akan dilakukan pada praktikum hendaknya lebih sabar dan teliti sehingga kita dapat menghasilkan pengamatan yang baik dan sempurna sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
 DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Mohammad, dkk. 1997. Biologi Cetakan Ketiga. Yudhistira. Jakarta.
Eurtis, M. J. 1989. Dasar-dasar genetika. Universitas Indonesia: Jakarta.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta
Solomon,  et. al. 1993. Biology. Savders-Collage Publishing: Fort wort.