BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya
pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh
manusia. Beberapa istilah yang sering
digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif,
dominan, alela, homozigot, heterozigot, dan alel (Abbas, 1997).
Salah satu aspek yang
penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan
dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak
secara seksual, individu beru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang
disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.
Gen adalah zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom
dan mempunyai pasangan yang disebut alel (Eurtis, 1989).
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar
bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan
kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam
bidang genetika ini seperti : gen, genotif, fenotif, resesif, domonan, alela,
homozigot dan heterozigot (Abbas, 1997).
Golongan darah pada manusia bersifat
herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat
mempunyai arti yang penting dalam suatu kehidupan. Suatu sistem penggolongan
yang umum dikenal dalam sistem A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901 Landstainer
menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila
eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, sedangkan pada
orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah
(Solomon, 1993).
Golongan darah pada manusia dapat
dikelompokkan berdasarkan beberapa golongan, yaitu golongan darah A, B, O,
golongan darah MN dan rhesus. Penggolongan darah itu berdasarkan atas ada
tidaknya antigen antibodi tertentu di dalam darahnya (Kimball, 1999).
Antigen dan antibodi yang dikandung
oleh darah seseorang dengan penggolongan darah tertentu adalah :
Golongan
|
Antigen
|
Zat Anti
|
A
B
AB
O
|
_
_
_
maupun
|
B
A
A+B
_ |
Tabel 1. Kandungan antigen dan
antibodi dalam darah
Golongan darah AB dapat menerima donor dari semua
golongan darah, karena itu golongan darah AB disebut resipien universal.
Sedangkan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada semua golongan
darah, karena itu golongan darah O disebut donor universal (Kimball, 1999).
1.2.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui golongan darah seseorang yang diturunkan dari tetuanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting pada
organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan
demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel
gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata
rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat
keturunan (Prawirohartono, 1995).
Sel
telur dan sel sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat
keturunan sifat tersebut kepada keturunannya. Penurunan sifat dari induk kepada
keturunannya dikenal dengan istilah hereditas (Prawirohartono, 1995).
Genetika
merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman
dan hewan, masalah penyakit, dan kelainan tubuh pada manusia yang dapat dipecahkan
dengan bantuan genetika. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam bidang
genetika yaitu sebagai berikut : gen, resesif, genotif, fenotif, dominan,
alels, homozigot, heterozigot (Prawirohartono, 1995).
Golongan
darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem
penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901,
Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang
terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain.
Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengalami penggumpalan
(Prawirohartono, 1995).
Golongan darah pada manusia bersifat
herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat
mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal
dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner
menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga
menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar
macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
Untuk
mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang
menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi
serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang
tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut
bergolongan darah A atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya
adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila
darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang
tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan
darah B atau AB. Bila tidak mengalami
aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a
maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon,
1993).
Fungsi penggolongan darah manusia
sangat besar manfaatnya, yaitu untuk :
1.
Proses
transfusi darah
2.
Membantu
penyelidikan tindak kriminal
Transfusi
darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada
orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi
darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat
antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi
darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka
parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada
saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono,
1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada pukul 08.00 WITA,hari rabu, tanggal 25 November 2009.
Bertempat di Laboratorium biologi dasar 1, Lab. Dasar FMIPA UNLAM. Banjarbaru.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah objek
glass, jarum franke atau blood lanset, tusuk gigi yang bersih dan kering, kaca
pembesar atau mikroskop.
Bahan yang digunakan
adalah darah manusia, serum anti A dan anti B, serta kapas dan alkohol 70%.
3.3. Proseder
Kerja
1)
Disiapkan objek glass dan diberi tanda untuk serum anti A dan serum anti
B berdampingan.
2)
Dibersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk dengan kapas beralkohol
70%. Kemudian ditusuk dengan blood lanset dan diteteskan pada masing-masing
bagian objek glass.
3)
Ditambahkan 2 tetes serum pada masing-masing tetes darah, yang satu
dengan anti A dan yang lain dengan anti B. Kemudian dicampurkan / diratakan
dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4)
Diamati dan ditentukan golongan darahnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :
No
|
Gol. Darah
|
Anti A
|
Anti B
|
Keterangan
|
1.
|
A
|
|
|
Anti A : Menggumpal
Anti B : Tidak menggumpal
|
2.
|
B
|
|
|
Anti A : Tidak menggumpal
Anti B :
Menggumpal
|
3.
|
AB
|
|
|
Anti A : Menggumpal
Anti B :
Menggumpal
|
4.
|
O
|
|
|
Anti A : Tidak
menggumpal
Anti B : Tidak menggumpal
|
4.2.
Pembahasan
Darah adalah cairan
yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
Darah pada
manusia berfungsi untuk mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.
Darah manusia
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua
apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke
hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Darah terdiri
daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian
55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang
disebut plasma darah.
a)
Korpuskula
darah terdiri dari:
v Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang
yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
v Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
v Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang
tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan
orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
b)
Plasma darah
pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
v Albumin
v Bahan pembeku darah
v Immunoglobin (antibodi)
v Hormon
v Berbagai jenis protein
v Berbagai jenis garam
Pada percobaan yang
telah dilakukan dapat dibahas mengenai cara mengetahui golongan darah yaitu
dengan menetesi serum anti A dan serum anti B.
Hasil yang ditunjukkan berbeda-beda untuk setiap golongan darah yaitu
pada golongan darah A setelah diberi serum anti A terjadi penggumpalan, tetapi
ketika diberi serum anti B tidak menggumpal.
Hal ini dikarenakan pada golongan
darah A hanya memiliki zat anti B, sehingga apabila ditetesi dengan zat anti A
akan terjadi penggumpalan dan apabila ditetesi dengan anti B darah tidak akan
menggumpal, penggumpalan yang terjadi menunjukkan identitas dari golongan darah tersebut yaitu
golongan darah A, sebab terjadi pertemuan zat anti yang berbeda dari darah yang
diperiksa dengan zat anti yang diberikan sewaktu percobaan
Pada golongan darah
B setelah ditetesi zat anti A tidak terjadi penggumpalan, karena golongan darah
B mempunyai antigen b dan zat anti A, sehingga ketika
golongan darah B ditetesi dengan zat anti B darah justru menggumpal.
Pada golongan darah
O ketika ditetesi dengan zat anti A tidak terjadi penggumpalan darah. Hal yang sama terjadi pula ketika ditetesi
dengan zat anti B. Hal ini dikarenakan
golongan darah O hanya mempunyai antigen (a maupun b), dan tidak mempunyai zat anti atau tidak mempunyai aglutinogen. Sehingga apabila ditetesi dengan zat anti A
maupun zat anti B tidak akan terjadi penggumpalan darah. Golongan darah O dapat mendonorkan darahnya
ke semua golongan darah karena tidak mempunyai zat anti, sehingga disebut donor
universal.
Pada golongan darah
AB yang ditetesi dengan zat anti A, darah tersebut menggumpal, begitu pula
ketika darah tersebut ditetesi dengan zat
anti B. Hal ini disebabkan oleh karena
golongan darah AB tidak mempunyai antigen dan mempunyai zat anti A dan B,
sehingga apabila diberi zat anti A maupum zat anti B, golongan darah AB akan
tetap menggumpal. Golongan darah AB dapat menerima semua golongan darah karena
tidak mempunyai antigen, sehingga disebut resipien universal.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil
praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat
diketahui dengan cara meneteskan zat anti A dan zat anti B pada darah yang ingin diketahui.
- Golongan darah A
mempunyai antigen a dan zat anti B.
- Golongan darah B
mempunyai antigen b dan zat anti A.
- Golongan darah
AB tidak memiliki antigen, tetapi memiliki zat anti A dan zat anti B.
- Golongan darah O
memiliki kedua antigen (a dan b), tetapi tidak mempunyai zat anti, sehingga
dapat mendonorkan darah kesemua golongan darah.
5.2.
Saran
Sebelum melakukan praktikum terlebih
dahulu harus mengetahui tujuan dan dasar-dasar teori praktikum. Dalam
pengamatan yang akan dilakukan pada praktikum hendaknya lebih sabar dan teliti
sehingga kita dapat menghasilkan pengamatan yang baik dan sempurna sesuai
dengan apa yang kita kehendaki.
Abbas, Mohammad, dkk. 1997. Biologi Cetakan Ketiga. Yudhistira. Jakarta.
Eurtis, M. J. 1989. Dasar-dasar genetika. Universitas Indonesia: Jakarta.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
Prawirohartono,
Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta
Solomon,
et. al. 1993. Biology.
Savders-Collage Publishing: Fort wort.